HMJ AKUNTANSI
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • REPORTASE
  • KOLOM
    • FEATURE
    • CERPEN
    • OPINI
    • PUISI
    • ESAI
  • RESENSI
    • RESENSI BUKU
    • RESENSI FILM
  • INFO KEGIATAN
    • AGENDA
  • Login
  • HOME
  • NEWS
  • REPORTASE
  • KOLOM
    • FEATURE
    • CERPEN
    • OPINI
    • PUISI
    • ESAI
  • RESENSI
    • RESENSI BUKU
    • RESENSI FILM
  • INFO KEGIATAN
    • AGENDA
No Result
View All Result
  • Login
HMJ AKUNTANSI
Home Feature

MAHASISWA : Hak dan Labelisasi

HMJ Akuntansi UINAMHMJ Akuntansi UINAM
4 November 2021

Semua orang saat ini mengalami masa yang sangat sulit, terkhusus bagi mahasiswa sekarang. Belum saja berlalu pandemi wabah saat ini, mahasiswa sudah banyak ditimpa masalah yang bertubi-tubi. Mulai dari pembatalan pemotongan SPP yang dilakukan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), aktivitas kuliah yang dirumahkan sehingga harus mengeluarkan uang pribadi untuk membeli kuota disaat keadaan ekonomi yang tidak karuan, pemberian tugas yang sudah tidak lagi sesuai dengan porsinya dan masih banyak masalah  yang tertuang dalam status Whatsapp yang saya baca.

Kita sama-sama mengetahui bahwa pada tanggal 6 april 2020 Kemenag RI mengeluarkan surat edaran tentang pengurangan SPP/UKT PTKIN akibat pandemi Covid-19, namun pada tanggal 20 April Kemenag RI mengeluarkan kembali surat edaran tentang pembatalan pengurangan SPP/UKT PTKIN. Setelah terbitnya surat edaran tentang pemotongan SPP/UKT mahasiswa menunggu kepastian tentang tindak lanjut dari surat edaran tersebut, namun pada akhirnya mahasiswa hanya menuai kekecewaan, bagaimana tidak mahasiswa sudah lama menanti kepastian dan tiba-tiba surat edaran tentang pembatalan pemotongan SPP/UKT itu terbit disaat mahasiswa masih menunggu tindak lanjut dari surat edaran yang pertama, serasa bertepuk sebelah tangan kan? Mungkin saja Kemenag RI terinspirasi dari youtuber-youtuber yang sering nge-PRANK dan mencoba untuk mengaplikasikannya terhadap mahasiswa dan sialnya hal itu berhasil. Setelah apa yang tengah terjadi, respon mahasiswa seperti apa? Ya jelas saja geram dong. Bagaimana tidak, mereka memberikan kami janji itu, namun mereka sendiri yang mengingkari janjinya. Sialan kami dikibuli!

Namun, tak semua mahasiswa geram melihat tindakan itu. Ada yang biasa-biasa saja dan ada pula yang memilih pasrah saja. Wajar mahasiswa sekarang dicetak untuk ditindas, nalar kritis mereka ditukar dengan jaminan nilai (A) dan label anak yang berakhlak mulia, taat, patuh, tunduk, dan sesekali bisa menjilat. Mahasiswa sekarang lebih memilih cari aman entah mengamankan nilai atau mengamankan muka dari birokrasi. Diam melihat perjuangan yang ada dan tidak melakukan apa-apa namun ikut  turut dalam euforia  kemenangan. Dasar mahasiswa kurang ajar.

Dunia pendidikan sekarang mungkin atau memang sudah sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, mahasiswa yang hanya sekedar bertanya saja dilabeli dengan sebutan mahasiswa kurang ajar sedangkan mahasiswa yang hanya diam melihat penindasan dan ketimpangan serta perampasan hak dilabeli dengan sebutan mahasiswa yang patuh, taat,  tunduk dan berakhlak mulia. Ataukah tenaga pengajar sekarang sedang bercanda? Mungkin saja. Yah seperti lawakan yang baru-baru ini dikeluarkan dari mulut bapak Prof. Hamdan Juhannis selaku Rektor UIN Alauddin Makassar penulis buku Melawan Takdir. Beliau berkata “Menuntut penurunan spp, menuntut kuota itu membuktikan bahwa sebenarnya ketangguhan karakter itu belum tercapai“. Sedikit lucu namun lebih terlihat konyol. Jadi, mahasiswa yang menuntut penurunan SPP dikarenakan penentuan kategori uktnya yang tidak sesuai bapak sebut karakternya belum tangguh? Mahasiswa yang menuntut kuota karena harus mengeluarkan dana pribadi padahal mereka telah membayar SPP dan tidak menikmati fasilitas kampus bapak sebut karakternya belum tangguh? Mahasiswa bapak masih sadar bahwa hak mereka telah dirampas, makanya mereka menuntut. Atau memang bapak yang tidak sadar telah merampas hak mahasiswa bapak sendiri? Semoga bapak sadar dan cepat tersadarkan. Semoga saja!

Baca juga

Patriarki dalam Kesetaraan Gender

Apakah UU Cipta Kerja merupakan Solusi atau Masalah Baru?

Keadaan sekarang sudah sangat pelik, saatnya mahasiswa merebut haknya kembali. Semua harus diperjuangkan, yah pastinya dengan tindakan. Sekarang sudah bukan saatnya untuk cari aman, bukan hanya mampu mengoceh di status  Whatsapp saja, semua butuh tindakan karena sekarang hak kita telah dirampas. Seperti yang dikatakan oleh salah satu mantan mahasiswa yang sekarang memilih menjadi pebisnis muda “percumako marah-marah di status whatsapp, nda sampeji, dan muatan kritiknya minim“. Yah semua itu akan sia-sia jika tidak dibarengi dengan tindakan. Saat ini mahasiswa sedang melawan takdirnya, dan merebut kembali apa yang menjadi haknya.

Salam dari mahasiswa yang dilabeli kurang ajar karena bertanya.

 

Penulis : Andri Pranoto

Editor   : Andi Tenriawaru A.Kahrir

 

ARTIKEL SEBELUMNYA

Inkonsistensi Kebijakan Kemenag, Ormawa FEBI Menolak Pembayaran UKT Semester Ganjil

ARTIKEL SELANJUTNYA

Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula

TERKAIT LAINNYA

Desain Ilustrasi: Muhammad Yayat Ruchadiat

Patriarki dalam Kesetaraan Gender

14 November 2023
Formulir PBAK salah satu mahasiswa FEBI UIN Alauddin Makassar yang menyorot nominal UKT dan pekerjaan orang tuanya. | Foto: istimewa

Anak Nelayan UKT Tiga Dan Anak Pimpinan FEBI UKT Tiga : Dimana Letak Keadilan?

12 November 2023
Suasana Malam Puncak Acc Fair 2023 yang dihadiri oleh berbagai angkatan, bertempat di Tetes Kopi, Antang, Makassar. Sabtu, (28/10/2023). | Foto: Divisi Publikasi dan Dokumentasi Panitia Acc Fair 2023.

Malam Puncak: Penutup Kegiatan Acc Fair 2023

29 Oktober 2023
Proses pengambilan darah salah satu pendonor oleh PMI, di Ruang Seminar FEBI UIN Alauddin Makassar. Rabu, (25/10/2023). | Foto: Divisi Publikasi dan Dokumentasi Panitia Acc Fair 2023.

Panitia Acc Fair dan PMI Bekerja Sama Gelar Kegiatan Donor Darah

26 Oktober 2023
Abel, salah satu peserta yang meraih juara I Kompak tingkat SMA saat diwawancarai, di depan Ruangan 403 FEBI UIN Alauddin Makassar. Jum'at, (20/10/2023). | Foto: Divisi Publikasi dan Dokumentasi Panitia Acc Fair 2023.

Peserta : Semoga Kompetisi Akuntansi Acc Fair Terus Ada Tiap Tahunnya

20 Oktober 2023
Kajur, Sekjur, Ketua Umum HMJ-Ak, dan Ketua Panitia Acc Fair menyapa peserta Kompetisi Akuntansi di Aula FEBI UIN Alauddin Makassar, Kamis, (19/10/2023). | Foto : Divisi Publikasi dan Dokumentasi Panitia Acc Fair 2023.

Kompetisi Akuntansi Acc Fair sebagai Ajang Pengenalan Prodi Akuntansi UIN Alauddin Makassar

19 Oktober 2023
ARTIKEL SELANJUTNYA

Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula

ANTARA REZEKI DAN IKHTIARMU KAWAN

Abang Covid : Ambisinya Menguasai Dunia

AKUNTANSI DAN KRISIS INTEGRITAS

  • TENTANG KAMI
  • KONTAK KAMI
  • REDAKSI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
© hmjakuntansiuinam.com. All rights reserved
  • Login
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • REPORTASE
  • KOLOM
    • FEATURE
    • CERPEN
    • OPINI
    • PUISI
    • ESAI
  • RESENSI
    • RESENSI BUKU
    • RESENSI FILM
  • INFO KEGIATAN
    • AGENDA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist